Translate

Selasa, 29 Oktober 2013

Rayakan Perceraian, Konglomerat As Sebar Video Seks


Stewart Rahr 300x168 Rayakan Perceraian, Konglomerat As Sebar Video Seks
Ada-ada saja! Seorang konglomerat Amerika Serikat merayakan perceraiannya dengan merilis video seks. Hah?! Ya, pengusaha bernama Stewart Rahr yang dikenal playboy ini memberikan rekaman video seks tersebut kepada rekan-rekannya.
 Rahr yang merupakan pengusaha sukses di bidang farmasi ini dilaporkan mengirimkan video seks, yang menampilkan dirinya dan tiga wanita muda kepada sejumlah rekannya di New York. Kabar video seks ini mencuat sebulan setelah perceraian pria berumur 67 tahun ini dengan istrinya, Carol.
Dalam video yang diberi judul ‘King of All Fun’ tersebut terdengar suara percakapan dan juga instruksi Rahr agar ketiga wanita muda itu melakukan hubungan seksual orgy. Video tersebut nampaknya diambil di dalam sebuah limosin.
Dalam emailnya kepada rekannya sambil mengirimkan video tersebut, Rahr menuliskan: “Perjalanan yang hebat, kru yang hebat!” Demikian seperti dilansir news.com.au, Kamis (27/6/2013).
Menanggapi hal ini, pengacara Rahr, Ben Brafman mengakui bahwa video tersebut terlihat sangat tidak layak. Namun ditegaskannya, ketiga wanita yang terlibat dalam video itu telah dewasa dan melakukannya secara sukarela serta penuh kesadaran.
Stewart Rahr yang tercatat memiliki kekayaan senilai US$ 1,6 miliar ini, menikahi istrinya sebelum dia menjadi konglomerat. Menikah selama 43 tahun, Rahr dan istrinya dilaporkan hidup terpisah sebelum akhirnya memutuskan bercerai.
Namun karena keduanya tidak memiliki perjanjian pra-nikah, proses perceraian mereka berlangsung alot. Hingga akhirnya, bulan lalu keduanya resmi bercerai dan disepakatilah pembagian harta senilai US$ 250 juta bagi sang istri.
Sementara itu, Rahr sendiri dikenal gemar berpesta dan bergaul dengan banyak perempuan. Meskipun di sisi lain, Rahr juga kerap melakukan kegiatan amal yang melibatkan perusahaannya. Sebagai konglomerat, dia diketahui memiliki hubungan erat dengan sejumlah orang berpengaruh seperti Donald Trump dan mantan presiden AS, Bill Clinton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar